Pasirpengaraian (Cakra FM) -Wakil Bupati (Wabup) Rokan Hulu (Rohul), Ir. H. Hafith Syukri, MM nyatakan, Pemkab Rohul akan tinjau ulang izin 2 Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS), diduga lakukan permainan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, hasil temuan pada pemantauan Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau beberapa waktu lalu.
Ditegaskan, Rabu (17/10), perlu meninjau ulang izin dua PMKS itu, karena hasil pemantauan ada indikasi perusahaan permainan harga beli TBS kelapa sawit, sebab harga CPO dipasaran dunia tidak naik, namun mengapa harga beli TBS rendah dan tidak sesuai ketentuan harga,ketetapan Disbun Riau.
“Pemkab sendiri tidak mau melihat PMKS ke beradaannya di Rohul memiskinkan masyarakat, justru keberadaan PMKS, harusnya memperkaya masyarakat, namun anjloknya harga TBS di Rohul dalam beberapa bulan terakhir ini sangat sengsarakan petani,”sebutnya.
Diutarakan, Bupati Rohul sudah mengintruksikan bagi PMKS, jika keberadaannya justru hanya memiskinkan masyarakat, agar izinya ditinjau ulang kembali, ada 7 PMKS baru akan direkomondasikan beroperasi di Rohul, ini agar harga beli TBS kelapa sawit masyarakat bisa meningkat dan berimbas meningkatnya perekonomian masyarakat.
Menurutnya, hasil pantauan Disbun Riau beberapa waktu lalu, ada 2 PMKS diduga melakukan pembelian TBS petani dibawah standart harga pembeliannya telah ditetapkan Disbun Rohul, yakni PMKS PT RSI dan PMKS PT. I S B
Ditempat terpisah, Humas PMKS PT Indomakmur Sawit Berjaya, juga group Musim Mas, Malinton Purba SH, terkait tudingan dengan ditemukannya harga beli TBS masih di bawah ketentuan saat tinjauan tim Disbun Riau beberapa waktu lalu, mempersilahkan dilakukan tinjau ulang izinnya.
“Ketetapan Harga beli TBS kita transparan, rata-rata tanpa mengelompokan TBS dengan usia tanam, kita beli di bawah Rp1000 per Kg nya, penetapan harga beli, juga atas pertimbangan-pertimbangan dari perusahaan, sedangkan untuk tinjau ulang ke perusahaan kita tidak jadi masalah,”ungkapnya.
Pantauan harga TBS kelapa sawit petani dibeli para toke, harganya rata-rata Rp 900 per kgnya, naiknya harga Rp200 per kgnya, baru terjadi sekitar 2 hingga 3 pekan terakhir ini, kenaikan itu juga, belum menunjukan perbaikan ekonomi para petani, karena menurut petani, idealnya harga TBS yang mereka jual diatas Rp1000 per Kg, dan itu baru bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. (Arz)
Ditegaskan, Rabu (17/10), perlu meninjau ulang izin dua PMKS itu, karena hasil pemantauan ada indikasi perusahaan permainan harga beli TBS kelapa sawit, sebab harga CPO dipasaran dunia tidak naik, namun mengapa harga beli TBS rendah dan tidak sesuai ketentuan harga,ketetapan Disbun Riau.
“Pemkab sendiri tidak mau melihat PMKS ke beradaannya di Rohul memiskinkan masyarakat, justru keberadaan PMKS, harusnya memperkaya masyarakat, namun anjloknya harga TBS di Rohul dalam beberapa bulan terakhir ini sangat sengsarakan petani,”sebutnya.
Diutarakan, Bupati Rohul sudah mengintruksikan bagi PMKS, jika keberadaannya justru hanya memiskinkan masyarakat, agar izinya ditinjau ulang kembali, ada 7 PMKS baru akan direkomondasikan beroperasi di Rohul, ini agar harga beli TBS kelapa sawit masyarakat bisa meningkat dan berimbas meningkatnya perekonomian masyarakat.
Menurutnya, hasil pantauan Disbun Riau beberapa waktu lalu, ada 2 PMKS diduga melakukan pembelian TBS petani dibawah standart harga pembeliannya telah ditetapkan Disbun Rohul, yakni PMKS PT RSI dan PMKS PT. I S B
Ditempat terpisah, Humas PMKS PT Indomakmur Sawit Berjaya, juga group Musim Mas, Malinton Purba SH, terkait tudingan dengan ditemukannya harga beli TBS masih di bawah ketentuan saat tinjauan tim Disbun Riau beberapa waktu lalu, mempersilahkan dilakukan tinjau ulang izinnya.
“Ketetapan Harga beli TBS kita transparan, rata-rata tanpa mengelompokan TBS dengan usia tanam, kita beli di bawah Rp1000 per Kg nya, penetapan harga beli, juga atas pertimbangan-pertimbangan dari perusahaan, sedangkan untuk tinjau ulang ke perusahaan kita tidak jadi masalah,”ungkapnya.
Pantauan harga TBS kelapa sawit petani dibeli para toke, harganya rata-rata Rp 900 per kgnya, naiknya harga Rp200 per kgnya, baru terjadi sekitar 2 hingga 3 pekan terakhir ini, kenaikan itu juga, belum menunjukan perbaikan ekonomi para petani, karena menurut petani, idealnya harga TBS yang mereka jual diatas Rp1000 per Kg, dan itu baru bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. (Arz)
0 komentar:
Posting Komentar